You are currently viewing “Review Investasi Selama Tahun 2024 dan Strategi Investasi Tahun 2025 yang PAS“

“Review Investasi Selama Tahun 2024 dan Strategi Investasi Tahun 2025 yang PAS“

Oleh : Budi Sutrisno, Direktur Utama Dana Pensiun BCA

Jakarta, dapengpib.com – Mengawali tahun 2025, sejumlah harapan tentunya akan memberikan peluang bagi industri Dana Pensiun untuk tetap bertumbuh dan meningkatkan return untuk dapat diberikan pada pesertanya. Tahun 2025 diawali dengan selesainya Pilkada di Indonesia dan Pemerintahan dari Presiden Prabowo Subianto bersama dengan Kabinet Merah Putih dengan kinerja yang semakin solid dan para Menteri di kabinet ini bisa bersinergi dan seirama dalam menjalankan program-program Pemerintah yang sudah dicanangkan, diharapkan membawa dampak yang nyata bagi Perekonomian Indonesia di tahun ini. Namun sebelum kita membahas tahun 2025, mungkin tidak ada salahnya melakukan review terhadap kondisi Perekonomian dan kinerja dari Pasar Modal dan Pasar Uang Indonesia selama tahun 2024.

Pada awal tahun 2024 dibuka dengan memberikan harapan terbukanya peluang yang menjanjikan dibandingkan tahun 2023, namun di paruh kedua tahun 2024, kondisi pasar keuangan menunjukkan peningkatan volatilitas. Ini bisa dilihat dari Yield SBN untuk tenor 10 tahun yang meningkat di akhir tahun, mencerminkan sentimen pasar yang cenderung berhati-hati terhadap risiko domestik dan global.

Selain itu, pelemahan indeks saham Indonesia yang disebabkan oleh keluarnya investor asing dari pasar saham menjadi tantangan besar bagi pengelolaan investasi tahun 2024.

Bila kita melihat table/grafik yang ditunjukkan dari mata uang USD terhadap IDR, menunjukkan apresiasi USD terhadap mata uang IDR dan bahkan sebagian besar mata uang asing negara lain sangat baik dan kuat sehingga mata uang negara lain, termasuk IDR, mengalami depresiasi yang cukup tajam. Kalau kita lihat, IDR pada awal tahun Januari 2024 dikisaran Rp 15.500,- per USD menjadi Rp 16.124,- per USD. Walaupun pada bulan September 2024 IDR bisa menguat dikisaran Rp 15.119,- per USD.

Pergerakan Rupiah akan selalu diikuti dengan pergerakan yield SBN, ini ditunjukkan grafik yang sangat mendekati gerakannya. Jika kita ambil yield SBN untuk tenor 10 tahun pada bulan September, pada saat IDR menguat, yield SBN juga turun di sekitar 6,45% namun pada bulan Desember menjadi 7,01%. Kalau dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 6,45%, berarti ada kenaikan sebesar 8,68%.

Secara keseluruhan, tahun 2024 menjadi pengingat bagi kita semua, bahwa fleksibilitas dan kehati-hatian dalam Investasi menjadi sangat penting. Kemudian juga pemanfaatan momentum di Pasar Modal harus dapat dimanfaatkan dengan baik sehingga gain atau keuntungan kita dapatkan dengan memperhatikan dan mengamati pasar secara cermat.

Bagaimana dengan kondisi di tahun 2025 ?

Kondisi tahun ini dimulai dengan situasi yang sangat pelik di lantai bursa, dimana pada akhir tahun yang biasanya ada Window Dressing yang diharapkan tidak kunjung datang juga. Indeks pasar saham sampai dengan tanggal 8 Januari 2025 ( dimana tulisan ini dibuat ) masih di level 7.073, terjadi sedikit penurunan dibandingkan 31 Des 2024 sebesar 7.079,90. Investor asing masih enggan masuk di bursa kita sehingga transaksi masih dilakukan oleh investor domestik, hal ini sejalan dengan masih melemahnya IDR terhadap USD di kisaran Rp 16.229,- per USD.

Pelemahan rupiah terhadap USD menjadi tantangan, meskipun Dana Pensiun tidak berinvestasi pada instrumen berbasis valuta asing. Namun di balik itu semua ada harapan yang baik dengan melihat perkembangan yang dapat memberikan stabilitas yang lebih baik bagi rupiah.

Tahun 2025 sudah bukan lagi tahun politik, diharapkan membawa sentimen positif karena risiko ketidakpastian kebijakan pasca pemilu telah mereda. Selain itu, tren kebijakan moneter global menunjukkan bahwa The Fed diperkirakan akan menurunkan suku bunga sebanyak dua kali sepanjang tahun 2025, meskipun ini lebih rendah dari ekspektasi sebelumnya yang memproyeksikan 4 kali penurunan. Hal ini menunjukkan adanya perbaikan bertahap dalam kondisi global, meski tingkat likuiditas internasional masih ketat.

Dengan faktor-faktor tersebut, dapat diperkirakan:

  1. Stabilitas nilai tukar lebih baik. Meredanya tekanan dari suku bunga tinggi di AS dapat mengurangi arus keluar modal asing, mendukung penguatan relatif rupiah.
  2. Kinerja Ekonomi Domestik lebih stabil. Fokus pemerintah pada kebijakan fiskal dan stimulus ekonomi dapat memperbaiki daya beli masyarakat dan mendukung stabilitas pasar keuangan.
  3. Harga komoditas yang moderat. Meski tidak sekuat tahun-tahun sebelumnya, harga komoditas yang relatif stabil akan tetap memberikan kontribusi positif terhadap cadangan devisa Indonesia.

Bagi Dana Pensiun, strategi investasi pada tahun ini adalah pada mitigasi risiko, khususnya dengan memperkuat alokasi pada instrumen berbasis pendapatan tetap yang stabil. Selain itu, perlu memantau peluang dari pengelolaan portofolio jangka panjang yang disesuaikan dengan tren suku bunga dan kondisi ekonomi domestik yang lebih kondusif.

Investasi PAS ( Prudent, Agile, Secure)

Mengelola investasi dana pensiun dalam kondisi pasar yang terus bergejolak memerlukan pendekatan yang terukur dan berfokus pada stabilitas jangka panjang. Prinsip PAS (Prudent, Agile, Secure) menjadi landasan strategi yang bisa dijalankan oleh dana pensiun, termasuk pengelolaan investasi pada tahun 2025. Di tengah dinamika domestik dan global yang tetap menantang, implementasi strategi ini memastikan bahwa investasi tetap memenuhi kewajiban kepada peserta sambil memberikan pertumbuhan aset yang berkelanjutan. Berikut adalah penerapan prinsip PAS dalam konteks strategi investasi tahun 2025:

1. Prudent (Kehati-hatian)

Investasi dana pensiun harus selalu berpegang pada prinsip kehati-hatian. Setiap keputusan investasi perlu mempertimbangkan profil risiko yang sesuai dengan tujuan investasi dan jangka waktu kebutuhan dana.

  • Jangka pendek membutuhkan likuiditas tinggi dan stabilitas nilai investasi. Contoh instrumen yang cocok adalah deposito atau Surat Berharga Negara (SBN) dengan tenor pendek.
  • Jangka menengah dapat mencakup obligasi dengan tenor yang lebih panjang atau reksa dana pendapatan tetap.
  • Jangka panjang memberikan ruang untuk instrumen dengan risiko lebih tinggi tetapi potensi hasil lebih besar, seperti saham atau proyek properti.
  • Fokus pada Instrumen Pendapatan Tetap :

Sebagai langkah kehati-hatian, pengelolaan investasi pada tahun 2025 memprioritaskan obligasi pemerintah dengan tenor menengah hingga panjang, yang memberikan stabilitas pendapatan. Setelah penurunan suku bunga The Fed, proyeksi ekonomi yang lebih stabil meningkatkan daya tarik imbal hasil dari obligasi pemerintah Indonesia.

Di sisi lain, obligasi korporasijuga menjadi bagian penting dari portofolio, tetapi selektif pada sektor dengan fundamental kuat, seperti sektor energi baru terbarukan dan industri yang mendukung diversifikasi ekonomi pemerintah. Pendekatan ini memastikan keamanan hasil investasi dengan mengutamakan kualitas penerbit obligasi dan meminimalkan risiko gagal bayar.

  • Cadangan Likuiditas yang Meningkat :

Cadangan likuiditas yang memadai juga merupakan bentuk kehati-hatian. Dengan likuiditas tinggi, dana pensiun dapat memenuhi kewajiban jangka pendek tanpa harus menjual aset di tengah tekanan pasar, menjaga stabilitas portofolio dalam berbagai kondisi.

Penerapan prinsip kehati-hatian juga harus didukung oleh analisis mendalam terhadap kondisi makroekonomi, kebijakan moneter, dan regulasi terbaru. Sebagai contoh, penyesuaian portofolio dengan memperhatikan perubahan suku bunga menjadi krusial untuk menghindari risiko penurunan nilai pasar obligasi.

2. Agile (Keluwesan)

Volatilitas yang tinggi di pasar keuangan mengharuskan pengelola dana pensiun untuk bersikap fleksibel dan siap beradaptasi dengan perubahan. Keluwesan investasi berarti memilih instrumen yang memungkinkan pengalihan posisi tanpa mengorbankan hasil yang signifikan.

Sebagai contoh:

  • Peralihan dari deposito berjangka ke Sertifikat Rupiah Bank Indonesia (SRBI) saat suku bunga SRBI lebih tinggi.
  • Reksa dana campuran atau reksa dana pasar uang yang lebih mudah diubah alokasinya dibandingkan dengan investasi langsung di saham atau obligasi.

Keluwesan ini juga mencakup kemampuan untuk memanfaatkan momentum pasar, seperti saat adanya sentimen window dressing di akhir tahun, yang bisa memberikan peluang jangka pendek untuk meningkatkan kinerja portofolio. Selain itu, fleksibilitas perlu diimbangi dengan manajemen risiko yang cermat agar tidak terjebak dalam instrumen yang terlalu volatil.

3. Secure (Keamanan)

Prinsip keamanan adalah pondasi dari pengelolaan investasi dana pensiun. Keamanan di sini mencakup dua aspek utama:

  • Keamanan pasar: Mengelola risiko fluktuasi harga dengan melakukan diversifikasi ke berbagai jenis instrumen, seperti kombinasi antara SBN, obligasi korporasi dengan peringkat tinggi, dan reksa dana.
  • Keamanan kredit: Memastikan bahwa investasi di obligasi atau instrumen lainnya hanya dilakukan pada penerbit dengan reputasi baik dan peringkat kredit yang tinggi.

Salah satu tantangan keamanan di masa depan adalah potensi risiko dari perubahan regulasi, seperti pemberlakuan aturan baru terkait kewajiban iuran tambahan atau mekanisme pembayaran manfaat pensiun. Pengelola dana pensiun perlu terus memperbarui pengetahuannya dan bekerja sama dengan regulator untuk menjaga portofolio tetap aman.

Penutup

Dalam menghadapi tantangan dan peluang yang akan mewarnai tahun 2025, pengelolaan investasi dana pensiun yang berlandaskan prinsip Prudent, Agile, dan Secure (PAS) menjadi kunci untuk menjaga stabilitas dan pertumbuhan aset. Meskipun dinamika pasar keuangan global dan domestik tetap memberikan tantangan yang kompleks, penerapan strategi investasi yang hati-hati, fleksibel, dan berfokus pada keamanan memastikan bahwa dana pensiun mampu memenuhi kewajiban kepada peserta dengan optimal.

Dengan memanfaatkan instrumen pendapatan tetap yang memberikan imbal hasil stabil, melakukan diversifikasi yang selektif, serta memperkuat cadangan likuiditas, dana pensiun dapat mempertahankan daya tahan portofolio terhadap fluktuasi pasar. Selain itu, pengelola investasi harus terus memantau perubahan kebijakan ekonomi dan regulasi yang dapat memengaruhi pengelolaan dana.

Di tengah perubahan lanskap ekonomi yang terus berkembang, komitmen pada pengelolaan yang bertanggung jawab, berkelanjutan, dan berpihak pada kepentingan peserta akan menjadi fondasi utama bagi masa depan industri dana pensiun yang lebih kuat. Melalui prinsip PAS, dana pensiun tidak hanya memastikan perlindungan nilai aset tetapi juga menciptakan peluang untuk pertumbuhan jangka panjang yang sejalan dengan tujuan keberlanjutan dan kesejahteraan bagi para peserta di masa pensiun mereka.(ap)