You are currently viewing “Hindari Investasi Tanpa Memahami Konsep SRI“

“Hindari Investasi Tanpa Memahami Konsep SRI“

Oleh : Budi Sutrisno, Direktur Utama Dana Pensiun BCA

Jakarta, dapengpib.com – Dalam mengatur keuangan pribadi, ada tiga konsep utama yang harus dipahami dan dikelola dengan baik yaitu : saving (tabungan), reserve (cadangan), dan investment (investasi). Ketiganya memiliki peran penting dalam memastikan stabilitas keuangan, baik dalam jangka pendek maupun panjang.

Kita tidak boleh langsung memikirkan Investasi sebagai hal pertama yang harus dilakukan, namun Investasi harus dilakukan setelah kebutuhan sehari- hari kita terpenuhi dan sudah mempunyai cadangan bila terjadi hal-hal yang sifatnya mendadak. Tidak dapat dipungkiri bahwa siklus hidup manusia sebagai individu/personal perlu memenuhi kehidupan/kebutuhan sehari-hari. Kita berusaha memperoleh penghasilan dengan bekerja. Hasilnya kita gunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan kehidupan sosial seperti membeli pakaian yang baik, kenyamanan hidup dan hiburan.

Gaji dan Pemenuhan Kebutuhan Dasar

Gaji dari hasil bekerja biasanya mempunyai struktur pemenuhan biaya hidup seperti berikut :

  1. Pemenuhan sandang dan pangan
  2. Pemenuhan biaya rumah tangga selain pangan
  3. Transportasi dan akomodasi
  4. Kesehatan dan hiburan

Berdasarkan struktur biaya di atas memang tidak terlihat unsur SRI (Saving, Reserve, Investment) karena struktur biaya tersebut adalah Basic Need (kebutuhan dasar). SRI harus kita usahakan sendiri dengan cara menyisihkan dana dari hasil gaji setelah dikurangi biaya kebutuhan dasar. Apakah cukup? hanya kita yang bisa menjawabnya.

Pengembangan Karir dan Pengelolaan Pengeluaran

Berdasarkan analisa dan pengalaman yang ada, bila seseorang bekerja dengan sepenuh hati dan bekerja dengan baik, maka jenjang karir akan naik yang bisa dipastikan gaji akan naik juga, dan bila kita berhemat dan konsisten dengan pos-pos pemenuhan kebutuhan dasar alias tidak boros, maka kita akan mulai mendapatkan sisa dari gaji dan dapat ditabung pada bank atau celengan.

Saving ( Tabungan )

Tabungan adalah instrumen sederhana dan basic. Menabung adalah tindakan menyisihkan sebagian dari pendapatan kita setelah dikurangi biaya kebutuhan dasar. Dengan rajin menabung maka tabungan bisa dipakai untuk meningkatkan biaya hidup untuk memenuhi kebutuhan sekunder seperti entertain/hiburan. Bila kita terjebak dengan gaya hidup yang konsumtif maka tabungan akan cepat habis dan tidak bertahan lama dan saldo tidak bertambah.

Apakah ada cara untuk meningkatkan tabungan? Pasti ada dan apakah mudah? Jawabannya susah-susah gampang, kuncinya adalah disiplin dan tahan godaan konsumtif dan paling penting adalah punya tujuan/purpose yang jelas sehingga kita akan mengusahakannya.

Reserve ( Cadangan )

Bila kita sudah bisa konsisten untuk menabung dan dana tabungan kita terus bertambah, maka yang pertama-tama kita pikirkan adalah membuat reserve/cadangan ( dan jangan pernah berpikir untuk langsung loncat ke Investasi ).

Dalam kehidupan sehari-hari sering terjadi kejadian yang tidak kita duga, misal terkena PHK, sakit, baik kita sendiri atau keluarga, membantu keluarga dekat, kecelakaan dan sebagainya yang tidak pernah kita rencanakan sebelumnya.

Kita pasti memerlukan dana untuk memenuhi kebutuhan dadakan ini, kalau kita tidak punya reserve maka tentunya kita akan kesulitan dana. Dari mana dana kita ambil untuk membuat reserve? tentunya kalau kita punya saving maka dana reserve dapat kita ambil dari sana. Berapakah kisaran besar dana reserve yang harus kita sisihkan? Biasanya kita pakai patokan sebesar 3 ( tiga ) bulan gaji dengan asumsi rata-rata untuk mendapat pekerjaan baru ( bila kena PHK ) adalah 3 bulan.

Dana reserve bukan berarti kita ambil tunai dari saving dan disimpan, tapi biarkan dia tetap di saving dalam bentuk tabungan ( yang tidak boleh kita pakai ) selama tidak ada urgensinya atau disimpan dalam bentuk deposito agar mendapatkan bunga yang lebih besar dan biasanya ditempatkan dalam jangka waktu 1 bulan dengan Automatic Role Over ( ARO ). Dengan demikian dana reserve akan terus bertambah dari bunganya.

Perlu diingat, walaupun kita sudah punya dana reserve, kita harus tetap jadikan budaya menabung dengan disiplin dan menjadi kebiasaan dalam mengelola keuangan pribadi kita.

Investment ( Investasi )

Setelah menjalani proses budaya hemat, menabung, dan membentuk cadangan kita lalui dan menjadi kebiasaan, barulah kita memikirkan yang namanya Investasi. Saat memulai Investasi kita harus realistis bahwa dana yang kita punya adalah terbatas, oleh karena itu dalam membuat rencana Investasi dapat dimulai dari yang mudah dan kecil namun konsisten dan kita lakukan setiap bulannya. Faktor disiplin tetap menjadi peranan penting dalam berinvestasi karena godaan akan semakin besar bila kita mempunyai banyak simpanan dan Investasi, ini bisa mengubah pola konsumsi kita.

Mimpi besar dan tinggi boleh, namun jangan memaksakan diri dengan mengambil pinjaman yang nantinya kita tidak sanggup membayar kembali. Hal ini bisa menghabiskan seluruh simpanan dan cadangan kita untuk menutup kesalahan Investasi.

Ada banyak cara investasi yang mudah dan salah satunya dari pengalaman pribadi adalah, menabung dalam mata uang USD dengan cara menyisihkan dana tabungan rupiah kita ke tabungan USD, besarnya relatif tergantung kemampuan kita, misal jika kita mampu sisihkan sebulan Rp 1,6 juta maka kalau dikonversi ke USD adalah sekitar 100 USD. Jika kita rajin dan konsisten lakukan setiap bulan, maka saldo tabungan USD kita adalah USD 1.200 dalam setahun. Jika ada kenaikan nilai USD, maka kita juga akan menikmati kenaikan nilai tabungan kita.

Contoh lain adalah tabungan emas atau beli LM, jika kita mampu sisihkan setiap bulan beli 1 gram LM maka dalam waktu setahun LM kita sudah menjadi 12 gram. Bagaimana kalau kita tekun lakukan selama 10 tahun ? Akan menjadi sebanyak 120 gram, jumlah yang besar dan nilainya bisa sangat tinggi tergantung harga pasar LM saat itu.

Apakah kita berhenti berinvestasi sampai di sini saja ? tentunya tidak. Kita bisa mengalihkan investasi USD atau LM tersebut, jika sudah cukup banyak, dapat dialihkan dengan membeli properti atau rumah. Jadi dalam berinvestasi kita bisa melakukannya secara bertahap dan tidak sekaligus agar tidak memaksakan diri yang berakibat besar pasak dari pada tiang.

Oleh karena itu, kita harus membudayakan diri disiplin, konsisten, hemat dan mengikuti prinsip SRI (Saving, Reserve, Investment) sehingga tidak akan membebani kehidupan kita dan orang lain. Selamat mencoba. (ap)